IPOL.ID- Menjelang Kongres Luar Biasa Asprov DKI yang semestinya digelar 3 Juni 2022 namun urung dilaksanakan, isu bakal adanya calon ketua umum baru yang dipaksakan, mulai terendus.
Seperti pernah diberitakan sebelumnya, Asprov PSSI DKI akan mencari Ketua Umum baru menggantikan Brigjen Pol (Purn) Uden Kusuma yang dianggap gagal total.
Selepas Kongres Biasa 2022, Komite Pemilihan (KP) terpilih langsung bekerja. Mereka membuka pendaftaran calon ketua, juga calon Exco. Hingga deadline, hanya 1 calon ketua, 1 calon wakil ketua, serta 5 calon Exco yang terdaftar dan diverifikasi.
Untuk ketua, hanya ada H. Syahrial, anggota DPRD DKI. Sementara Uden yang diisukan maju lagi, tak mendaftar. Wajar, soalnya Asprov era Uden dkk tidak perform dan tak bisa membuat Laporan Pertanggungjawaban (LPJ).
Setelah PSSI menunjuk Plt. Asprov DKI, Haruna Soemitro, nyatanya proses menuju KLB masih gelap. Haruna saat ditanya wartawan malah mengelak jika dirinya jadi Plt, meski Sekjen PSSI, Yunus Nusi, membenarkan hal itu.
“Ada apa dengan Asprov PSSI DKI Jakarta, kok tanya saya. Tanya Jendral Besar Uden (Kusuma Wijaya, ketum lama-Red),” elak Haruna saat dimintai konfirmasi terkait KLB.
Entah ada kaitannya atau tidak, voters sudah waspada. “Kami sudah mendengar isu itu. Andai benar, dan calon yang dipaksakan itu hanya sekadar membawa uang dengan program standar, serta tak punya korelasi kuat dengan kemajuan sepakbola Jakarta, kami siap mengantisipasi,” ujar Afrizal, Direktur Teknik Yayasan Urakan, saat dihubungi wartawan di Jakarta, Jum’at (10/6/2022).
Afrizal telah sepakat bersama tim. Mereka akan kompak saat ada pihak lain yang ingin memecah dukungan kepada Syahrial. Seperti diketahui, sebanyak 19 voters telah mengusung Syahrial sebagai nakhoda baru Asprov PSSI DKI.
“Isu memecah kami sudah santer. Kami siap mengantisipasi. Kalau mereka kasih sesuatu, ya terima saja, tapi jangan pilih orangnya. Kami sudah yakin, bahwa Pak Syahrial dengan akses, koneksi, dan ketulusannya, siap membangun sepakbola Jakarta,” papar Afrizal.
Menurutnya, saat klub-klub Liga 3 di Asprov PSSI DKI kemarin sulit mencari dana untuk ikut kompetisi, oleh pengurus lama malah digencet.
“Kami harus bayar uang pendaftaran, denda kartu di tiap laga. Nah sekarang ada orang yang mau menggratiskan kompetisi, bahkan berbagi keuntungan. Masa tak didukung?” ujar Afrizal.
Sementara itu CEO ABC Wirayudha FC, Mochamad Gurisco atau Riko, mengaku sudah lelah dengan kondisi sepakbola DKI Jakarta. Ia juga ingin ada harapan baru, melalui perubahan total dalam kepengurusan Asprov PSSI DKI.
“Anggota Asprov PSSI DKI sudah lelah melihat kondisi sekarang ini. Menyedihkan dan miris. Kami ingin sepakbola Jakarta kembali berjaya, bukan hanya di level nasional, tapi juga internasional,” tandasnya.
Riko pun menyebut Syahrial sebagai sosok yang pantas untuk memberikan harapan baru bagi sepak bola Jakarta. Ada beberapa alasan Riko, kenapa ia ngotot mengusung Syahrial.
“Di antaranya, kondisi sepak bola Jakarta yang tengah terpuruk. Dua kali gagal lolos ke PON, padahal dana yang dikucurkan Pemprov DKI besar sekali. Tapi prestasi nol besar,” ujarnya.
Kebetulan, Syahrial adalah salah satu anggota dewan yang mengetuk palu terkait anggaran sepakbola DKI. Tentu ia tahu detail, betapa anggaran yang diberikan tak sepadan dengan prestasi yang diberikan.
Masalah lainnya yang membuat geram voters pada pengurus Asprov lama adalah tidak adanya LPJ. Riko juga membeberkan ketidak-becusan Asprov PSSI DKI pada Liga 3 2021.
Klub asal DKI harus pasang merek sponsor di jersey, tanpa kompensasi. Jika melanggar, akan didenda besar. Riko menilai, klub hanya jadi sapi perahan pengurus Asprov.
“Kami mendukung Pak Syahrial bukan karena materi. Jadi andai nanti ada calon ketum lain dipaksakan masuk dengan iming-iming sesuatu, kami kompak. Terima paketnya, abaikan orangnya. Pilihan tetap, tak berubah,” pungkas Riko. (bam)