IPOL.ID – Utang Indonesia sudah tembus Rp7.000 triliun, tapi kondisi ini tampaknya tak terlalu merisaukan pemerintah.
Dalam acara UI International Conference on G20, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan, di tengah gejolak kondisi global, utang luar negeri (ULN) Indonesia diklaim mengalami penurunan.
Tercatat rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) saat ini sebesar 39% dengan nominal utang mencapai Rp7.040,32 triliun. Rasio utang itu dianggap masih sehat lantaran adanya penurunan rasio terhadap PDB.
Sri Mulyani menegaskan, penerimaan yang kuat dari ledakan komoditas berhasil mendorong penurunan rasio utang terhadap PDB sebesar 13 persen. “Pandemi memasuki tahun ketiga, tapi masih banyak negara yang terseret defisit sangat dalam. Beberapa di antaranya bahkan rasio utangnya lebih dramatis, sudah mencapai di atas 60 persen,” ungkap Menkeu.
Dia menambahkan, bahkan ada beberapa negara yang rasio utang terhadap PDB-nya tembus 80-100 persen. Bagi negara yang berpenghasilan rendah dan rentan, kondisinya menjadi tidak berkelanjutan.
Menimbang masalah tersebut, kepemimpinan Indonesia dalam Presidensi G20 berupaya menyelaraskan kerangka kebijakan dan diskusi bersama negara G20. Ini demi mendapatkan solusi bagi negara berpenghasilan rendah yang tengah terlilit utang.
Menkeu khawatir melihat banyaknya negara berpenghasilan rendah dalam zona risiko yang sangat mengerikan atau mendekati krisis keuangan.
Sri Mulyani menyebutkan, IMF mencatat lebih dari 60 negara berada dalam kondisi yang sangat rentan secara finansial. Dengan demikian, dunia perlu meresponsnya