IPOL.ID – LRT Jabodebek sudah hampir tuntas. Untuk itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan sejumlah persiapan.
Salah satunya, menyiapkan LRT Jabodebek akan menerapkan sistem pembayaran non-tunai (cashless). Adopsi itu guna mendukung Gerakan Nasional Non-Tunai.
VP Public Relations PT KAI Joni Martinus, Jumat (3/6), mengatakan, kalau ingin naik LRT Jabodebek masyarakat diminta menyiapkan uang non tunai. Misalnya, kartu uang elektronik transportasi, kartu uang elektronik perbankan, dan berbagai jenis dompet digital.
Dikatakannya, KAI akan mengintegrasikan ticketing system secara menyeluruh di mana semua kartu uang elektronik transportasi, kartu uang elektronik perbankan, dan dompet digital yang ada dapat digunakan untuk naik LRT Jabodebek.
Joni menambahkan, kartu uang elektronik transportasi yang akan diterapkan yakni Kartu Multi Trip (KMT) milik KAI Commuter. KMT dapat digunakan untuk naik angkutan KA pada berbagai layanan KAI Group seperti KRL Jabodetabek, KRL Yogyakarta-Solo, dan KA Bandara Soekarno-Hatta.
Sejak akhir 2021, KMT juga sudah dapat digunakan untuk naik moda transportasi umum lainnya yaitu MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan Bus Transjakarta.
Kalau pelanggan menggunakan kartu uang elektronik, maka alur pembayaran LRT Jabodebek yakni, pelanggan terlebih dahulu melakukan Tap In di stasiun keberangkatan untuk cek validasi kartu dan cek saldo, dan tulis area data perjalanan (waktu, gate id, stasiun id).
Ketika sampai di stasiun tujuan, pelanggan melakukan Tap Out. Saldo kartu uang elektroniknya otomatis terpotong.
Sementara bagi pelanggan yang membayar dengan dompet digital, mereka bisa melakukan Tap In untuk cek validasi QR pembayaran, cek saldo, potong saldo untuk tarif terjauh, dan tulis area data perjalanan (waktu, gate id, stasiun id).
Setibanya di stasiun tujuan, pelanggan melakukan Tap Out untuk membaca QR dan saldo akan dikembalikan jika terdapat selisih. Joni menambahkan, keunggulan uang elektronik atau dompet digital sebagai alat pembayaran yakni lebih praktis, aman, dan dapat digunakan untuk berbagai fungsi.
“Sehingga pelanggan LRT Jabodebek memiliki banyak pilihan untuk melakukan pembayaran tiket,” tambahnya.
Dia menambahkan, LRT Jabodebek akan beroperasi di 18 stasiun yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya.
Untuk layanan Tapping pada LRT Jabodebek, KAI telah memasang 14 gate tipe Turnstile dan 2 gate tipe Wide untuk pelanggan disabilitas di masing-masing stasiun.
Khusus Stasiun Halim, KAI menggunakan gate tipe Flap untuk memudahkan pelanggan yang akan/telah menggunakan pesawat. Untuk pengisian saldo kartu uang elektronik, BUMN transportasi darat itu memasang 2 unit Ticket Vending Machine di setiap stasiun.
Layanan Ticketing System LRT Jabodebek nantinya akan menggunakan sistem ticketing Automatic Fare Collection (AFC). Ini adalah sistem ticketing otomatis yang dihitung berdasarkan sekelompok komponen sensor yang terintegrasi.
Melalui sistem AFC ini, seluruh layanan tiket dapat diakomodasi. Mulai dari penjualan, pelayanan tiket bermasalah, pembatalan, penalti, dan penambahan trayek.
Sampai dengan Mei 2022, progres LRT Jabodebek mencapai 82,34 persen.