IPOL.ID – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subiato dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo disebut sedang berperang memperebutkan suara pemilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2024 nanti. Hal tersebut terungkap dalam survei yang dirilis Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Pendiri SMRC Saiful Mujani, mengatakan, salama kurun satu tahun terakhir, tren dukungan pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 cenderung ke Ganjar Pranowo. Namun demikian, dalam beberapa bulan terakhir, dukungan kepada Ganjar menurun dan Prabowo Subianto mulai naik.
Menurut Saiful, memahami peta dukungan pemilih Jokowi – Ma’ruf Amin, sangat penting bagi siapapun yang akan bertarung di Pilpres 2024 mendatang.
“Pada Pilpers 2019, jumlah pemilih Pak Jokowi banyak, kurang lebih lima puluh lima koma sekian persen. Sementara kita semua tahu Pak Jokowi tidak bisa maju lagi. Jadi pertanyaannya, suara pemilih tersebut akan ke mana?” ujarnya.
Guru Besar Ilmu Politik UIN Jakarta ini menambahkan, memahami perilaku pemilih pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin, tidak bisa hanya didasarkan keputusan partai.
Dijelaskannya, secara nasional kekuatan PDIP hanya sekitar 20 persen lebih dari total pemilih nasional. Untuk meraih 50 persen plus, butuh dukungan partai lain. Dan pemilih Jokowi di 2019 bukan hanya dari PDIP. Ada dari NasDem, Golkar, dan lain-lain.
“Artinya apa, aspek-aspek dari partai lain juga perlu dihitung, kalau bicara soal partai,” tandasnya.
Saiful menegaskan, dalam diskusi dan literatur politik selama pemilihan presiden, peran tokoh sangat penting di tengah lemahnya hubungan pemilih dengan partai politik di Indonesia.
Dari survei-survei nasional tatap muka yang dilakukan SMRC selama setahun terakhir, Saiful menemukan bahwa mereka yang memilih Jokowi di Pilpres 2019, trennya cenderung memilih Ganjar. Meskipun banyak juga yang bergeser ke Prabowo dan Anies Baswedan.
Dari Mei 2021 hingga Maret 2022, selama empat kali survei, Ganjar merebut paling banyak pemilih Jokowi. Dari 32,8 persen di Mei 2021, sempat melonjak 40,6 persen di Desember 2021, dan terakhir 36,9 persen di Maret 2022.
Prabowo meraih 24,6 persen di Mei 2021, turun 22,4 di Desember 2021, dan naik lagi menjadi 26,3 persen di Maret 2022. Sementara Anies meraih 23,8 di Mei 2021, dan 20,8 persen di Maret 2022.
“Jadi trenya, Ganjar selalu unggul. Kedua Prabowo. Sementara Anies cenderung statis,” jelas Saiful.
“Sekarang peperangan terjadi antara Prabowo dengan Ganjar. Antara Desember-Maret, Prabowo naik 4 persen. Dan Ganjar turun 4 persen,”pungkasnya. (pes)