IPOL.ID – Kebiasaan pola makan yang kurang baik pastinya memiliki dampak negatif bagi kesehatan tubuh seorang. Itulah begitulah yang diutarakan oleh Ariobimo Sadewa, 21, Mahasiswa Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
Bimo, sapaan akrabnya, mengaku merasakan akibat dari kebiasaan pola makan kurang sehat tersebut pada 2018. Ini membuatnya harus menjalani operasi usus buntu, disamping itu Bimo sendiri ternyata sudah menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
“Kalau jadi peserta Program JKN-KIS ini sudah sejak lama, kartunya masih warna kuning dari Askes karena papa kerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selama jadi peserta JKN-KIS, ada momen yang gak bisa dilupakan pada tahun 2018 lalu, memang dulu itu saya terlalu sering makan pedas, junk food dan jarang makan sayuran, karena setiap hari seperti itu akhirnya saya mengalami sakit seperti terbakar pada perut dan dilarikan ke Rumah Sakit Siloam Jambi,” tutur pemuda asal minang tersebut, awal 2022.
Dia menceritakan, awalnya mengalami kembung perut dan sulit buang angin yang perlahan-lahan membuatnya merasakan sakit perut luar biasa hingga tak bisa bergerak. Oleh karena itu, Bimo langsung dilarikan ke Rumah Sakit Siloam Jambi didampingi oleh orang tuanya.
Sesampainya di Unit Gawat Darurat dirinya langsung mendapat penanganan pertama dan pemeriksaan lebih lanjut. Sementara itu orang tua Bimo mengurus keperluan administrasi untuk menggunakan manfaat Program JKN-KIS.
“Setelah dicek ternyata saya didiagnosa usus buntu dan dokter menyarankan operasi, karena ingin sembuh saya menyetujui saran dokter dan orang tua juga mendukung sebab proses adminitrasi pengobatan saya sudah menggunakan BPJS Kesehatan, jadi tidak khawatir masalah biaya operasi tersebut. Alhamdulillah operasi usus buntunya sukses dan setelahnya saya tetap dirawat selama 5 hari di Rumah Sakit Siloam Jambi untuk pemulihan,” tutur Bimo.
Dengan menggunakan kepesertaan BPJS Kesehatan miliknya, Bimo mengaku pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit sangat bagus. Dirinya tidak melihat ada perbedaan perlakuan antara pasien umum dengan pasien pengguna manfaat Program JKN-KIS.
Pelayanan ramah, cepat, fasilitas bersih dan nyaman, hingga makanan serta obat-obatan yang diberikan secara teratur sesuai kondisi kebutuhan. Semuanya sudah Bimo rasakan sebagai pasien sekaligus peserta JKN-KIS.
“Terima kasih untuk BPJS Kesehatan dan juga seluruh peserta JKN-KIS, karena selama perjuangan sembuh dari penyakit usus buntu dulu itu juga berkat pertolongan dari peserta lainnya, jika tanpa bantuan tersebut mungkin kami tidak bisa terhindar dari biaya perawatan dan operasi yang mencapai belasan bahkan puluhan juta rupiah. Saya berharap semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya program JKN-KIS ini,” lanjut Bimo. (DT/dv)