IPOL.ID – Berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam melakukan penanganan COVID-19. Kini dampaknya mulai terasa, di mana aktivitas ekonomi domestik mulai bergerak.
Sedangkan adanya konflik Rusia-Ukraina juga sangat memengaruhi geopolitik dunia dan menimbulkan ancaman krisis energi dan krisis pangan secara global, sehingga dapat berpengaruh terhadap upaya untuk melakukan percepatan pemulihan ekonomi nasional. Berbagai tantangan tersebut memberikan tekanan pada perekonomian nasional dan masyarakat sehingga APBN melakukan peran shock absorber melalui peningkatan belanja subsidi, kompensasi, dan bantuan sosial untuk mengendalikan inflasi, menjaga daya beli masyarakat, serta menjaga momentum pemulihan ekonomi.
Menkeu Sri Mulyani menyebut, implementasi berbagai kebijakan makro fiskal melalui APBN yang responsif dan fleksibel, serta sinergi yang kuat dengan kebijakan moneter dan sektor keuangan yang akomodatif telah menunjukkan hasil yang positif. “Ekonomi Indonesia mampu tumbuh di kisaran 5,01 persen pada Triwulan I-2022, lebih baik daripada Tiongkok 4,8 persen, Jerman 3,7 persen, Korea Selatan 3,1 persen, dan Singapura 3,4 persen,” ungkap Menkeu.