IPOL.ID – Perang Rusia vs Ukraina yang belum berakhir membuat Ukraina hancur lebur. Untuk memulihkan infrastruktur negara tersebut, sekutu NATO itu membutuhkan Rp11,2 kuadriliun.
Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmygal, mengatakan, dalam Konferensi Pemulihan Ukraina yang diselenggarakan oleh Swiss, perang yang dikobarkan Rusia telah menimbulkan kerugian lebih dari USD100 miliar bagi negaranya,
“Lalu, siapa yang akan membayar rencana pembaruan, yang sudah bernilai USD750 miliar (Rp11,2 kuadriliun)?” ungkap Shmygal disitat Reuters, Senin (4/7).
Shmygal menambahkan, Pemerintah Ukraina percaya bahwa sumber utama pendanaan untuk rencana pemulihan adalah aset yang disita dari oligarki Rusia.
Lebih lanjut dijelaskan, rencana pemulihan Ukraina memiliki tiga fase. Pertama, berfokus pada perbaikan hal-hal yang penting bagi kehidupan sehari-hari masyarakat, seperti pasokan air yang sedang berlangsung.
Komponen pemulihan cepat yang akan diluncurkan segera setelah pertempuran berakhir adalah perumahan sementara, rumah sakit, dan sekolah. Ukraina sendiri mengalami kehancuran hebat akibat dari gempuran militer Rusia.
Selain kerusakan infrastuktur, Ukraina juga terus mengalami kekalahan di medan pertempuran. Seperti yang terjadi di Lisichansk, di mana Kiev menarik mundur pasukan mereka.
Staf Umum Angkatan bersenjata Ukraina pada hari Minggu mengumumkan, pihaknya terpaksa menarik pasukan dari Lisichansk demi keselamatan para prajurit. “Setelah pertempuran sengit untuk Lisichansk, pasukan pertahanan Ukraina terpaksa mundur dari posisi dan garis mereka,” tambahnya.