IPOL.ID – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengakui dalam konteks industri kelapa sawit, masih ditemukan banyak permasalahan dengan rakyat. Masyarakat umumnya tidak puas karena hanya menjadi penonton di kampung atau di daerahnya sendiri.
Hal inilah yang menimbulkan adanya resistensi, seperti masalah pertanahan dengan rakyat karena pembukaan kelapa sawit, kemudian ada dominasi dari pengusaha besar tertentu sehingga rakyat tidak mendapatkan manfaat.
“Bagaimana rakyat ini bisa mendapatkan nilai tambah dari adanya usaha investasi sawit yang ada di situ. Nah ini, memerlukan tata kelola yang lebih baik. Dan tata kelola yang baik ini perlu melibatkan semua stakeholder, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah,” kata Tito dalam pembukaan “Orientasi Pembangunan Desa Berkelanjutan” di ABC International Stadium Ancol Jakarta, Sabtu (16/7).
Dituturkannya, Indonesia merupakan pemain dominan dalam industri kelapa sawit di dunia. Oleh karenanya, kelapa sawit tidak hanya memberikan pemasukan untuk pemerintah pusat dan daerah, tetapi juga memberikan lapangan kerja serta manfaat besar lainnya bagi rakyat.