“Kami di Jakarta meminta BUMD Pasar Jaya memiliki pusat grosir di salah satu pulau. Sehingga warung-warung di Kepulauan Seribu mau kulakan tidak harus pergi ke daratan, tapi mereka kulakan dari salah satu pulau disitu. Dengan demikian langsung biaya hidup mereka turun,” paparnya.
“Terkait transportasi biayanya tinggi kita ambil contoh Pulau Sebira. Sebelumnya kapal ke sana butuh waktu 8 jam dan hanya 2 kali seminggu. Lalu pada 2018 kita beli kapal khusus yang bisa dari Marina ke Sebira 2,5 jam dan beroperasi tiap hari. Dan langsung Sebira berubah dengan padatnya interaksi ekonomi, bahkan sekarang tuntutan mereka adalah minta ATM,” lanjutnya.
Anies menegaskan, bahwa pembangunan di kepulauan memerlukan keseriusan terutama alokasi anggaran. Meskipun jumlah penduduk di kepulauan lebih sedikit daripada di daratan.
“Ini adalah tentang keseriusan kita mengalokasikan anggaran, dan komitmen ini harus dilakukan. Karena kalau kita di Jakarta sebagai Ibu Kota yang punya kepulauan, dan ini diperhatikan maju berkembang. Maka akan mengirimkan pesan bahwa kepulauan lainnya optimis bisa maju juga. Dan di sinilah prinsip republik ini didirikan, yakni menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya,”pungkasnya. (Asep Syaepudin), dalam acara seminar yang digelar Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Gubernur DKi Jakarta, Anies Baswedan bercerita banyak tentang keberhasilannya dalam memberikan kesetaraan bagi warga Kepulauan Seribu.