“Itu semuanya termaktub dalam visi dan misi daerah karena misi kam, yaitu meningkatkan kualitas SDM yang berbudaya dan berdaya saing yang berlandaskan keimanan. Di dalam profil pelajar Pancasila, enam karakter itu masuk dengan apa yang kami cita-citakan di daerah. Alhamdulillah, jadi ‘kata berjawab gayung bersambut’ kalau istilah orang Minang,” paparnya.
Safaruddin menuturkan, setelah beraudiensi dengan Kemendikbudristek, pihaknya kini sudah mendapatkan pencerahan mengenai masuknya muatan kearifan lokal secara lebih fleksibel di dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota kini semakin yakin untuk menerapkan muatan lokal mengenai budaya alam Minangkabau dan tahfiz Alquran di satuan pendidikan dasar.
“Alhamdulillah semuanya terbuka lebar. Insya Allah tahun 2022 dan 2023, kearifan lokal yang akan menjadi muatan lokal kita, yaitu pertama, berkaitan dengan tahfiz untuk siswa SD dan SMP. Kedua, memberikan pembelajaran tentang alam Minangkabau dan budaya Minangkabau di SD dan SMP. Itu yang akan kita jadikan muatan lokal,” tuturnya didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lima Puluh Kota, Indrawati, dan jajaran Pemkab Lima Puluh Kota.