Nasib kantor-kantor pemerintah tak jauh beda. Yakni kehabisan listrik dan perlengkapan kantor yang mendasar.
Infrastruktur negara, yang sudah tertekan oleh pengeluaran tak terkontrol selama bertahun-tahun, korupsi merajalela, dan preferensi untuk perbaikan cepat dibanding solusi berkelanjutan, telah mencapai kondisi puncaknya.
“Kami runtuh,” ucap Lamia Moubayed dari Lebanese Institute of Finance Basil Fuleihan, pusat penelitian di Kementerian Keuangan Lebanon.
Di gedung parlemen, tidak ada bahan bakar untuk menjalankan generator untuk lift. Sehingga penjaga keamanan menjalankan pesan naik turun tangga di antara para pekerja.
Warga yang membeli mobil baru di departemen kendaraan bermotor diberi catatan tulisan tangan karena negara kekurangan kertas.
Sedangkan komandan di dinas keamanan Lebanon mencari cara lain karena tentara mengambil pekerjaan kedua yang biasanya dilarang. Namun sekarang secara tidak resmi diizinkan karena gaji tentara rontok.
Gaji bulanan pegawai negeri telah turun dari sekitar USD1.000 menjadi hampir USD50 dan nilainya terus jatuh, karena pound Lebanon kehilangan nilai dari hari ke hari.