Dia menegaskan, kita harus memerhatikan apa yang kita bagikan di media sosial karena tidak semuanya harus jadi konsumsi publik. “Jangan bagikan segala ekspresi yang seharusnya bersifat pribadi, artificial lifestyle yang merusak citra diri sendiri. Selanjutnya hindari membagikan perilaku yang mencerminkan karakter dan terakhir jangan curhat dan melampiaskan emosi di ranah digital”, jelas Indriyarno.
Pada kesempatan yang sama, Ferdiansyah Dosen Keamanan Siber Universitas Bina Darma mengatakan banyak hal yang dapat menyebabkan kebocoran data kita di ruang digital. “Serangan siber dan human error menjadi penyebab paling banyak kebocoran data pribadi. Selain itu kegagalan sistem dan gagal menjaga kerahasiaan serta outsourcing data ke pihak ketiga juga menjadi penyebab tidak amannya data kita di ruang digital,” ungkapnya.
Rocky Prasetyo Jati, dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur menjelaskan, lemahnya keamanan menjadi penyebab kebocoran data di ruang digital. “Rapuhnya keamanan digital berpotensi terhadap kebocoran data pribadi maupun penipuan di ruang digital. Oleh karena itu kita harus meningkatkan kecakapan digital dengan lebih memahami, mengetahui dan menggunakan perangkat digital,” jelas Rocky.