Faktor keempat, kasus Sambo seperti drama penuh isu panas dan perubahan karakter. Dari kasus polisi tembak polisi, berubah isu perselingkuhan, tambah kaya dengan adanya elemen obstruction of justice (aparat negara berbohong menghalangi terbukanya kasus sebenarnya. Akibat tindakan itu, pencari keadilan terhalangi).
“Berubah lagi jadi kasus suami bela istri, penyalahgunaan jabatan, juga tuduhan uang gelap judi online hingga uang narkoba,” paparnya.
Menjadikan kasus Sambo cukup dramatis layaknya sinetron populer. Faktor kelima, kasus itu membuat kepercayaan pada Polri menurun 13%, dari 72.1% (sebelum kasus) ke 59.1%.
Di tahun 2018, kepercayaan pada polisi berada pada angka 87.8%. Di 2019, setelah Pilpres 2019, kepercayaan terhadap polisi menurun diangka 72.1%. Sekarang 2022, kasus Sambo membuat kasus kepercayaan pada polisi menurun ke 59.1%.
Siapakah yang semakin tak percaya polisi ini? Adrian menimpali, masyarakat perkotaan, penduduk kota, lebih banyak tak percaya polisi.
Masyarakat tinggal di kota 51.3% menyatakan kurang percaya terhadap polisi. Masyarakat pedesaan 32.1% menyatakan kurang/tidak percaya terhadap polisi. Lalu dari sisi gender, laki-laki lebih banyak tak percaya, 39.3% menyatakan kurang/tidak percaya polisi. Kemudian perempuan 36.1% menyatakan kurang/tidak percaya polisi.