“Kan dari rekaman yang viral itu suporter tidak melakukan perusakan maupun tindakan yang membahayakan keselamatan pemain atau petugas keamanan? Mengapa tidak dipastikan atau dikoordinasikan bahwa semua pintu stadion terbuka ketika gas air mata itu dipergunakan?” ujar dia.
Arsul menyayangkan bahwa berdasarkan hal-hal tersebut, Polri justru membela diri. Ia berharap Polri bisa lebih bijak dalam menanggapi tragedi Kanjuruhan.
“Tidak pas kalau Divisi Humas Polri kemudian masuk ke ruang komunikasi publik yang bukan merupakan persoalan pokok dalam tragedi Kanjuruhan. Perlu pilihan isu yang bijak dalam komunikasi publik agar tidak memperburuk citra Polri di ruang publik,” paparnya.
“Menjelaskan kepada publik dengan mengutip ahli bukannya tidak boleh, namun jangan dengan tone membela diri. Yang perlu dikedepankan justru hal seperti ketika para anggota Polri bersujud sebagai tanda minta maaf atas tragedi itu. Itu justru menimbulkan citra positif,” kata dia. (Far)