Untuk mengantisipasi adanya kelangkaan, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 1 Tahun 2022 tentang Penyediaan Minyak Goreng Kemasan Sederhana untuk Kebutuhan Masyarakat dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPBDPKS).
Terlebih, saat itu harga minyak goreng telah menyentuh harga Rp18.000 hingga Rp19.000. Kemudian, Pemerintah meminta para pelaku usaha untuk menjual minyak goreng kemasan dengan harga Rp14.000. Padahal, harga minyak goreng telah menyentuh Rp17.260.
“Sehingga ada selisih harga sekitar Rp3.200 akan diganti dengan dana BPDPKS. Ini kebijakan pertama,” ujar Indra.
Namun, kebijakan itu tidak bertahan lama. Karena kebutuhan minyak goreng kemasan sederhana mencapai 200 juta liter. Sedangkan, para pelaku usaha hanya sanggup mengumpulkan sekitar 40 juta liter minyak goreng kemasan sederhana.
“Kalau mereka (pelaku usaha-red) akan berinvestasi, mungkin dibutuhkan waktu cukup lama untuk mendatangkan mesin kemasan,” tukas Indra.
Karena itu, Pemerintah kembali mengeluarkan Permendag Nomor 03 Tahun 2022 tentang Penyediaan Minyak Goreng Kemasan untuk Kebutuhan Masyarakat dalam Kerangka Pembiayaan oleh BPDPKS sebagai kebijakan baru. Aturan itu berupaya membuat minyak goreng kemasan, baik sederhana maupun premium jadi satu harga.