Kedatangan 7 mantan Kapolri yang pernah memimpin Polri dan membawa Polri keluar dari berbagai kemelut internal pada masanya, bukanlah sebuah kebetulan dan silaturahim biasa, karena kehadiran para mantan Kapolri tersebut memberikan pesan yang tegas kepada masyarakat dan seluruh anggota Polri aktif yang sedang bertugas, bahwa mereka ada dibelakang Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Kehadiran 7 mantan Kapolri tersebut, tentunya sudah dipersiapkan secara matang, terlihat dari keseragaman seragam yang dikenakkan saat mendatangi Mabes Polri, membawa catatan masing-masing untuk disampaikan ke Kapolri, menggunakan satu bus saja yang diisi oleh para mantan Kapolri dan hanya 2 mantan Kapolri yang berbicara saat konfrensi Pers. Hal ini terlihat sangat rapi dan terencana.
Inti pertemuan para mantan Kapolri dan Kapolri dapat disimpulkan dari pernyataan Jenderal Pol. (Purn) Bambang Hendarso Danuri dan Jenderal Pol. (Purn) Da’i Bachtiar yang menegaskan dengan 3 kalimat inti yakni 1. Purnawirawan terpanggil, 2. Memberikan masukan dan ke 3. Memberikan dorongan, semangat dan berpikir rasional. Dari pernyataan tersebut dapat memberi kesan kedatangan para mantan Kapolri tersebut karena adanya ancaman yang nyata bagi insitusi Polri akibat tindakan beberapa Jenderal aktif yang tindakannya telah menghancurkan citra Polri yang sudah baik sebelum kasus-kasus ini muncul dan situasi ini dapat membuat perpecahan ditengah pejabat Polri, karena banyaknya berita di media sosial yang menyatakan ini adalah perang para Jenderal lintas angkatan dan isu-isu tersebut membuat citra Polri tambah rusak, apalagi Kapolri saat ini dianggap Jenderal yang melompati empat (4) angkatan diatasnya sehingga para pimpinan Polri saat ini dianggap tidak loyal kepadanya.