“Muhammadiyah penting hadir secara aktif dalam menyebarluaskan dan menawarkan orientasi religius Islam yang di satu pihak dapat menjadi obat penawar kehausan beragama di tubuh umat yang benar secara akidah dan ibadah tetapi juga mampu membimbing umat dalam akhlak dan muamalah yang dinamis, mencerahkan, dan berkemajuan,” pesan Haedar.
Pandangan kosmopolitanisme Islam Muhammadiyah yang berwawasan universal dan global, diharapkan juga mampu menjadi pandangan umat agar terhindar dari pribumisasi Islam yang cenderung lokal dan chauvinis. Termasuk terhindar dari disrupsi akibat revolusi sains yang nampaknya berhadap-hadapan dengan agama.
“Di sinilah pentingnya penguatan dan penyebarluasan pandangan Islam berkemajuan dalam membimbing paham dan praktik keagamaan umat dan masyarakat luas,” ujar Haedar.
Ketiga, Memperkuat dan Memperluas Basis Umat di Akar-rumput
Sejak masa Kiai Ahmad Dahlan, komunitas menjadi nyawa Muhammadiyah di desa maupun kota dengan masjid dan ranting sebagai pusat gerakannya. Muhammadiyah pun telah merumuskan panduan lewat strategi Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ) (1968), Dakwah Kultural (2002) dan Dakwah Komunitas (2015).