Hari kedua, lanjutnya, diadakan acara live drapping sebuah kegiatan dalam cara menyusun pakaian menggunakan pakaian bekas/belum jadi. Live drapping ini diisi oleh pelajar dari SMKN 38 Jakarta, jurusan Tata Busana.
“Jadi ada persiapan mental juga dari pelajar ini, dipersiapkan juga oleh mereka kain perca dan jarum pentul disusun menjadi pakaian jadi. Lebih pada casual yah dan tetap fashionable,” ucapnya.
Sehingga, lanjut Hanief, pada rangkaian kegiatan ini ada informasi dan edukasi yang diberikan ke masyarakat maupun gen Z bahwa sebuah pakaian yang ramah lingkungan bisa dibuat dari potongan bahan bekas.
“Esensinya lebih kepada ingin memberi edukasi dan pengetahuan pada masyarakat, gen Z bahwa Slow Fashion itu sangat berdampak pada lingkungan dan besar serta masif, sebaliknya Fast Fashion itu mencemari lingkungan. Pakaian yang dibuat dari bahan tekstil yang dipakai pada industri itu dapat mencemari lingkungan, menyumbang limbah tekstil yang besar. Jadi kita harus rubah gaya berpakaian,” tuturnya.