Chui Mie optimistis proyek ini masih berpotensi dikembangkan lebih lanjut. Untuk itu, pihaknya mengajak para pelaku usaha untuk ambil bagian mengembangkan proyek tersebut. Ia pun berharap, kapasitas produksi BBJP plant di Singkawang bisa ditingkatkan hingga mencapai kapasitas 30 ton sampai 100 ton per hari.
“Harapannya setelah diresmikan fasilitas ini dapat dimanfaatkan dan dimaksimalkan dengan baik. Selain menjadi penyuplai bahan bakar untuk PLTU, juga dalam mengelola dan menangani sampah di Kota Singkawang,” harapnya
General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Kalimantan, Abdul Salam Nganro mengatakan program co-firing merupakan salah satu program transformasi PLN untuk mendukung penurunan emisi.
Pihaknya juga sepakat ada peluang investasi yang dapat dihadirkan lewat kerja sama peningkatan kapasitas produksi pengolahan sampah ini. Dengan kapasitas 2×50 megawatt (MW), PLTU Bengkayang membutuhkan 50 hingga 250 ton pelet BBJP per hari. Ini menjadi peluang bagi fasilitas pengolahan sampah untuk terus berkembang.