IPOL.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan akan meneruskan proyek kereta ringan atau Light Rapid Transit (LRT) Jakarta dari Vellodrome di Rawamangun, Jakarta Timur ke Manggarai, Jakarta Selatan. Bahkan, Pemprov memberikan penanaman modal daerah (PMD) ke PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk meneruskan trase LRT Jakarta ke tahap berikutnya.
“PJ Gubernur saat ini melihatnya lebih penting “transport to service demand” karena demand ke Manggarai lebih besar dibandingkan ke JIS, dimana di Manggarai juga akan menjadi pusat pergantian moda kereta api jarak jauh ke kereta api perkotaan,” ujar Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Harris Muhammadun kepada IPOL.ID, Rabu (30/11/2022).
Dalam membangun transportasi di Jakarta, ungkapnya, ada dua pendekatan filosofi yang mendasarinya. Yakni, “transport to service demand” atau “transport to promote”. Kedua pendekatan ini, kata Harris, memiliki peranan penting untuk dijalankan, termasuk dalam rencana pengembangan LRT Jakarta ke fase berikutnya.
“Nah keberadaan trase LRT Jakarta akan mensuport demand tersebut menuju ke wilayah Jakarta lainnya, termasuk berpotensi untuk diteruskan ke Dukuh Atas,” katanya.
Sebelumnya, lanjut Harris, Pemprov DKI Jakarta berencana meneruskan proyek LRT Jakarta pada trase eksisting ke Jakarta International Stadium (JIS). Pada saat itu, jelasnya, Pemprov DKI Jakarta menitikberatkan pada aspek “transportasi to promote” dimana LRT tersebut untuk promoting kawasan Jakarta Utara dan sekitarnya dan terutama support untuk JIS.
“Jika ditanya mana yang lebih penting, semua penting, tapi jika prioritas saat ini adalah bagaimana moda share angkutan umum di DKI Jakarta ini bisa mencapai ideal, yaitu 60%, maka “transport to service demand” lebih tepat,” jelasnya.
Terpisah, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail memastikan proyek LRT Jakarta akan didanai secara mandiri oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pendanaan itu diberikan secara bertahap ke PT Jakarta Propertindo dalam bentuk PMD.
“Kalau dari pembahasan kemarin, yang saya tangkap, (proyek LRT Jakarta) murni kita. Berbeda dengan MRT yang memang dari awal sudah menjajaki dengan investor, yang awal dengan JICA, fase selanjutnya sudah menjajaki dengan Korea dan Inggris. Kalau LRT, saya nggak melihat penjajakan itu,” katanya. (Pin)