“Sudah lama mulai miring, ada lebih dua bulan sudah miring. Tapi baru miringnya parah itu sekitar satu minggu belakangan. Pak RT juga sebelumnya mau ketemu sama pihak sekolah,” kata Suharti.
Tapi hingga tembok roboh menurut dia, pertemuan urung terlaksana, pertemuan hanya terjadi ketika pihak sekolah mengundang warga sebelum pembangunan gedung dimulai.
Warga Gang Haji Wawang II lainnya, Susi, 45, mengatakan, selain tembok pembatas sekolah dengan permukiman rumah warga, bagian pondasi tembok juga mengalami kerusakan.
“Jadi kemarin air hujan, tanah segala macam itu masuk ke permukiman warga, karena pondasi tembok jebol. Makanya rumah warga pada kotor semua. Karena di sekolah enggak ada saluran,” ungkap Susi.
Hingga kini, menurut warga sekitar, belum ada pertemuan antara pihak sekolah untuk membahas ganti rugi kerusakan rumah dan mobil yang rusak terdampak tembok pembatas yang roboh itu.
Awak media sudah berupaya konfirmasi soal kasus tembok yang roboh kepada pihak Sekolah Embun Pagi, tapi belum ada perwakilan yang bersedia memberi keterangan.