Terlepas dari itu semua, faktanya, China telah memenangi proyek kereta cepat.
Masalahnya, proyek tidak kunjung selesai dan biaya proyek juga membengkak terus. Tidak tanggung-tanggung, biaya proyek diperkirakan membengkak lagi sekitar USD2 miliar, menjadi USD8,1 miliar. Tetapi, berdasarkan audit BPKP pembengkakan biaya proyek kereta cepat ditetapkan dari USD1,68 miliar, menjadi USD7,55 miliar.
Buntut dari itu semua, konsorsium Kereta Cepat Indonesia China minta konsesi kereta cepat diperpanjang (dari 50 tahun) menjadi 80 tahun. Dikabarkan, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk memberi perpanjangan konsesi ini.
Berdasarkan semua fakta di atas, terindikasi pemilihan proyek Kereta Cepat China ini sudah merugikan keuangan negara.
Ada empat alasan untuk itu.
1. Komponen biaya bunga
Kalau biaya bunga pinjaman masuk dalam evaluasi biaya proyek, maka kereta cepat Jepang seharusnya lebih murah. Sehingga, pemilihan proyek kereta cepat China, yang secara total lebih mahal dari Jepang, sudah mengakibatkan kerugian keuangan negara.