“Dari mulai memintal sendiri benang dari kapas hingga nantinya menjadi kain, ada satu proses yang disebut Kabakil yaitu teknik akhir dalam menyelesaikan sehelai Kain Sumba, yang dikerjakan dengan arah tenunan berlawanan dan dipelintir,” jelas Edward.
Ia menjelaskan bahwa proses ini memiliki fungsi untuk melindungi benang-benang agar tidak terlepas dari kain sehingga kain tenun yang melalui proses ini memiliki keluaran kain yang sangat rapi. Kain tenun dengan Kabakil inilah yang menjadi nilai spesial dari kain tenun Sumba karena tidak semua penenun bisa membuat Kabakil dan diperlukan keahlian khusus untuk itu.
Kabakil ini juga yang merepresentasikan judul dari gelaran fesyen Edward Hutabarat kali ini. Nuansa di dalamnya seakan menyuarakan semangat untuk menjaga eksistensi kain Nusantara supaya keindahan tersebut tidak terlepas dari identitas budaya bangsa. Layaknya Kabakil yang melindungi benang-benang agar tidak terlepas dari kain yang menghasilkan motif yang indah. (timur)