IPOL.ID – Para kandidat atau kontestan yang maju sebagai Calon Anggota Legislatif (Caleg) maupun Calon Presiden (Capres) dalam pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) serentak Tahun 2024, hendaknya tidak meremehkan peranan para relawan maupun loyalis dalam organisasi masa (ormas) di Indonesia.
Hal tersebut diutarakan oleh Sekretaris Jenderal Rekonsiliasi Masyarakat Indonesia (Sekjen Rekat Indonesia), Heikal Safar di Kantor Rekat Indonesia di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
“Saya selaku Sekjen Rekat Indonesia mengimbau hendaknya jangan sepelekan peranan relawan tanpa mahar yang tergabung dalam ormas. Salah satunya ormas Rekat Indonesia yang dibina oleh Ketua Dewan Pembina Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu,” kata Sekjen Rekat Indonesia, Heikal Safar pada wartawan di kawasan Kebayoran Baru, Jumat (16/12).
Menurut dia, peranan para relawan ataupun loyalis sangat mulia dan penting sekali. Selain itu, mereka bermanfaat bagi seorang kandidat yang ingin maju menjadi caleg maupun capres pada Pemilu serentak di 2024.
Sebab, peranan relawan atau loyalis yang tergabung dalam ormas seperti Rekat Indonesia dalam pileg dan pilpres tersebut sangat penting. “Bahkan mulia karena bisa memanfaatkan semua jaringan yang dimiliki ormas itu sendiri dalam menggalang kekuatan sesuai perannya masing-masing,” ujarnya.
Dengan demikian, sambungnya, keberadaan maupun peranan seluruh para relawan ataupun loyalis yang tergabung dalam ormas maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) sangat dibutuhkan.
“Karena manfaatnya dapat dijadikan sebagai solusi dalam memenangkan setiap kandidat yang maju menjadi caleg maupun capres pada Pemilu 2024 mendatang,” tutur Heikal.
Dia menegaskan bahwa keberadaan relawan tanpa mahar jangan hanya dibutuhkan saat sosialisasi dan kampanye. “Setelah mendapatkan kekuasaan kemudian relawan maupun loyalis dicampakan begitu saja, seperti tidak diperlakukan manusiawi”.
Lebih jauh, Heikal menjelaskan, relawan tanpa mahar ini sebagai penentu utama kemenangan seorang caleg maupun capres. Lantaran relawan tanpa mahar tidak pernah minta jabatan bahkan operasional dari capres maupun caleg yang didukung mereka.
“Maka saya menyarankan jika relawan tanpa mahar menemui tokoh partai politik yang menyepelekan relawan, jangan pernah sungkan untuk menegur dan menasihatinya,” tegas Heikal.
Sehingga diharapkannya, jangan sampai gaya penjajah Belanda yang istilahnya “Pribumi dan anjing dilarang masuk”, terulang kembali pada saat 77 tahun Indonesia merdeka.
“Kami Rekat Indonesia bersama seluruh rakyat Indonesia akan selalu menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari rong-rongan para kelompok-kelompok oligarki yang ingin maju berkuasa, hanya memanfaatkan relawan dalam tujuan-tujuan yang tidak sesuai kepentingan dan kesejahteraan para relawan di seluruh Indonesia,” ucapnya.
“Tentunya kami Rekat Indonesia akan tampil terdepan mengajak seluruh rakyat Indonesia wajib bersatu meluluhlantakan setiap kelompok oligarki yang ingin coba-coba berkuasa dengan maksud dan tujuan hanya menjarah kekayaan NKRI dari masa ke masa,” pungkas Heikal. (Joesvicar Iqbal/msb)