Dia berharap, Jakpro bisa merancang skema bisnis yang menguntungkan kedua pihak, baik bagi Pemprov DKI Jakarta maupun bagi investor dalam membangun ITF Sunter itu. Saat ini, ucapnya, Jakpro masih proses pencarian mitra yang ditargetkan pada Januari 2023 sudah mendapatkan investor tersebut.
“Iya, kalau fortum lepas saja, sudah nggak ada lagi. Kemudian karena semua ITF ditugaskan kepada BUMD, kemudian BUMD mencari mitra. nanti BUMD dan mitralah yang mencari pembiayaan,” katanya.
Sebelumnya, Jakpro telah meneken kontrak kerja sama dengan Fortum Finlandia untuk membangun ITF Sunter. Bahkan, keduanya sepakat mendirikan usaha patungan PT Jakarta Solusi Lestari untuk menyukseskan pembangunan ITF Sunter. Namun, di tengah perjalanan Fortum Finlandia mundur dengan alasan tertentu.
Saat itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengajukan tipping fee untuk ITF Sunter sebesar Rp 585.000 per ton. Sedangkan untuk penjualan listrik dari ITF, PLN telah menandatangani kontrak perjanjian jual beli listrik sebesar 11 sen USD per kWh. (pin)