IPOL.ID – Nabi Muhammad SAW diakui pernah memberikan perintah untuk berjihad. Namun perintah jihad di sini bukan berarti kekerasan, melainkan menebar kebaikan dan menyelenggarakan kebaikan.
“(Intinya) menghalangi keburukan agar kejahatan tak bertambah banyak, bukan kekerasan,” ulas pengamat politik sekaligus akademisi, Rocky Gerung dikutip dari laman youtubenya, Selasa (13/12).
Lebih jauh, Rocky juga mengulas sosok Nabi Muhammad yang dikenal sebagai politisi, negarawan dan pemimpin dunia. Menurut dia, Nabi Muhammad sampai sekarang masih menjadi tokoh panutan dunia.
Terbukti, kepemimpinan Nabi Muhammad telah menjadi model sepertiga umat manusia. Artinya, jika ada sembilan miliar manusia, maka sepertiganya mengikuti Nabi Muhammad.
“Tiga miliar, ini banyak sekali,” ungkap Rocky.
Tak heran ucapan yang sampaikan Nabi dari abad ke-6 sampai sekarang pun masih dibicarakan kembali. Baik itu dalam risalah sosiologis ataupun versi politik serta terjemahan hermeneutik dari ayat-ayat Alquran yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, terutama tentang keadilan sosial.
“Sekarang ada keresahan di dunia ini, soal desain seperti apa dunia dapat hidup berdampingan dalam status keadilan sosial. Kapitalisme gagal, komunisme berbahaya,” ujar Rocky.
Oleh karena banyaknya upaya memikirkan jenis ekonomi atau transaksi sosial yang dasarnya pada kesetaraan manusia, banyak orang yang mulai melakukan studi-studi baru tentang Islam.
“Karena Islam adalah dokumen yang selesai. dokumen yang final sebagai wahyu. Tidak ada intrepetasi setelah itu satu tahun meninggalnya Nabi naskah itu selesai,” jelas dia.
Secara tekstual, Alquran memuat secara sempurna, secara lengkap seluruh bayangan manusia tentang kehidupan pribadi, alam, akhirat, dan bernegara.
“Saya menganggap ini suatu dokumen sosial ketika dunia mengalami ilusi tentang masa depan,” tandas Rocky. (Yudha Krastawan)