“Berbagai program lain pengendalian dampak kemungkinan banjir dan cuaca ekstrim di Jakarta pun disiapkan langkah pencegahan dan penanganannya oleh PJ Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono,” jelasnya.
Tak hanya itu, lebih lanjut Azas mengungkapkan ketika ada informasi terkait cuaca ekstrem akan melanda Jakarta dan wilayah sekitarnya, Heru Budi Hartono bergegas mengeluarkan himbauan agar perusahan menerapkan work from home (WFH) sehingga masyarakat menjadi lebih siap dalam menghadapi cuaca ekstrem.
“Masih ingat ketika terjadinya banjir Jakarta 1 Januari 2020 lalu. Saat itu gubernur Jakarta Anies Baswedan asyik bernyanyi saat malam Tahun Baru tapi lengah dalam menangani banjir Jakarta. Tengah malam tahun baru 2020 itu Jakarta diterjang banjir dahsyat dan tidak ditangani secara baik oleh Pemprov Jakarta ketika itu,” ucapnya.
Azas menuturkan perbedaan mencolok antara pengujung 2022 dan awal 2023 ini tidak ada kepanikan di Jakarta atas kemungkinan terjadinya banjir Jakarta serta cuaca ekstrem.
“Karena sudah ada perencanaan berupa sistem peringatan dini dan bantuan darurat dalam penanganan banjir Jakarta,” tuturnya. (Peri)