Pilihan pembubaran Arema FC disebut Tatang berdasarkan kondusifitas Malang. Ditambah penilaian manajemen belum memenuhi kemauan banyak pihak, bahkan Aremania dan masyarakat sendiri,
“Kami jelas merespon insiden ini. Direksi dan manajemen berkumpul, membicarakan langkah berikutnya kayak apa,” tambahnya.
Dia menegaskan, sebelumnya manajemen memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepak bola, utamanya Arema FC seperti UMKM, pedagang kaki lima, sampai usaha kecil lainnya. “Hanya kalau dinilai Arema FC dianggap mengganggu kondusifitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa, tapi kami tetap menyerahkan keputusannya kepada banyak pihak,” pungkasnya. (ahmad)