“Sambil kita evaluasi sistemnya apakah efektif atau tidak kalau memang sudah efektif kalau belum nanti kita buka lagi melalui KPBU. Jadi kalau ada investor asing monggo aja. Kita yang penting untuk mendahului penugasan. besok kita buka lagi kayak utara belum bisa kita buka melalui KPBU,” katanya.
Hingga saat ini, ungkapnya, Pemprov DKI Jakarta telah membangun 25 kilometer SJUT di sejumlah wilayah di Jakarta. Pembangunan SJUT ini selaras dengan program revitalisasi trotoar di beberapa wilayah. Sehingga, kabel-kabel udara yang semrawut kini telah dimasukkan ke dalam SJUT.
“Kalau seandainya pada saat kita merevitalisasi trotoar belum ada SJUT, tetap kita turunkan, tapi sifatnya sementara. Jadi sementara yang penting turun, begitu SJUT masuk, yang sementara ini kita geser, kita relokasi. Kami sudah komit apalagi Perda Utilitas kan di dewan sudah dibahas pasal demi pasal,” jelasnya.
Menurutnya, kabel-kabel udara yang telah dimasukkan ke dalam SJUT ada di kawasan Mampang Prapatan, Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Cikajang, Pattimura dan lainnya. Setidaknya, ucap Hari, Dinas Bina Marga DKI Jakarta telah menertibkan kabel udara di tujuh kawasan sepanjang 25 kilometer. (Peri)