IPOL.ID – Sepertinya industri pariwisata dan perhotelan ingin segera pulih dan perekonomian meningkat cepat di Tahun 2023. Sebab, melihat di Tahun 2022 menjadi tahun bangkitnya kembali industri pariwisata dan perhotelan di Indonesia.
Sedianya hal tersebut tercermin dalam laporan tren perjalanan tahunan yang diungkap oleh OYO bertajuk “OYO Travelopedia Indonesia 2022”. Laporan Tahun 2022 mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan permintaan hingga 82.000 kamar pada malam tahun baru kemarin.
“Lebih tinggi 58% dibandingkan tahun sebelumnya dan Bali terpilih sebagai tujuan utama untuk perayaan tahun baru diikuti oleh Bandung, Yogyakarta, Jakarta dan Semarang,” ungkap Ankit Tandon, Global CBO & CEO, Southeast Asia and Middle East OYO di Jakarta pada ipol.id, Kamis (5/1/2023).
Laporan OYO Travelopedia Indonesia 2022 turut mengulik tren wisata masyarakat, salah satunya perjalanan spontan menjadi tren utama yang mempercepat pemulihan industri pariwisata dan perhotelan di Indonesia pada masa pasca pandemi.
Tercatat lebih dari 2,4 juta pemesanan dilakukan satu hari sebelum perjalanan atau pada hari perjalanan dengan peningkatan sejumlah 14% dibandingkan tahun sebelumnya. OYO telah memiliki lebih dari 2.400 properti di lebih dari 180 kota di seluruh Indonesia.
Berkat jaringan kuat dan tersebar, OYO mampu menyediakan akomodasi penginapan terjangkau, sesuai preferensi masyarakat, bahkan lokasinya strategis. Hal ini juga mendorong tren perjalanan spontan menjadi pilihan para pelancong. OYO memberi keunggulan, ketenangan dari pembatalan di menit-menit terakhir jika rencana perjalanan berubah.
Selain itu, perjalanan bisnis turut mengalami peningkatan di Indonesia sejak pelonggaran kebijakan pembatasan perjalanan diberlakukan pada Mei 2022. Permintaan akomodasi oleh tamu korporasi atau skala besar tumbuh sebesar 274% dibanding tahun sebelumnya.
Pertumbuhan itu didukung oleh usaha kecil dan menengah yang mulai memilih interaksi secara langsung dibandingkan pertemuan virtual. Data pemesanan OYO Indonesia menunjukkan bahwa terdapat lima kota paling sering dikunjungi masyarakat untuk melakukan perjalanan bisnis, yaitu Jakarta, Tangerang, Surabaya, Bekasi, dan Medan.
“Dalam satu tahun terakhir OYO fokus terhadap skala penginapan mid-premium seperti Townhouse Oak, Townhouse, Collection O, Capital O dan Flagship yang dapat memberikan ragam pilihan properti penginapan berkualitas untuk mengakomodasi permintaan perjalanan bisnis,” ujar Ankit.
Hasil temuan OYO Travelopedia 2022 membuktikan terjadi kebangkitan industri pariwisata di Indonesia. Sebagai travel-tech company berada di posisi tepat mendorong hasil lebih berdampak positif dengan tiga strategi utama, yaitu memaksimalkan potensi pasar lokal, memperkuat teknologi untuk mengakomodasi permintaan pasar, dan kolaborasi kuat bersama mitra bisnis penginapan, pemerintah serta korporasi.
“OYO juga terus berperan aktif membantu mitra bisnis agar dapat meningkatkan pendapatan mereka dengan integrasi teknologi yang imersif ke dalam operasional bisnis, memperluas pemasaran properti mitra dengan online travel agent (OTA) hingga standarisasi layanan penginapan mitra”.
Lebih lanjut, perjalanan rekreasi tetap menjadi pendorong pertumbuhan terbesar dengan kota-kota seperti Bandung, Bali, Yogyakarta, Malang, dan Lampung, mencatat pertumbuhan pemesanan yang mengesankan sebesar 114% (dibandingkan tahun sebelumnya).
Pada kategori perjalanan wisata di 2022, destinasi wisata spiritual dan budaya memberikan daya tarik kuat tersendiri bagi para pelancong menjelajahi tempat-tempat yang dianggap sebagai “destinasi wisata religi”. Destinasi wisata religi dan budaya jadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, meliputi Masjid Istiqlal & Gereja Katedral di Jakarta, salah satu masjid dan gereja terbesar di Asia Tenggara.
Kemudian Desa Wisata di Bandung, Borobudur, candi Buddha terbesar, Candi Prambanan dan Situs Ratu Boko di Yogyakarta, Kuil Maria Annai Velangkanni, Kuil Shri Mariamman di dekat area Little India di Medan dan Pura Besakih-kompleks candi Hindu terbesar dan tersuci, Pura Tanah Lot serta Pura Uluwatu di Bali.
Meningkatnya preferensi masyarakat untuk bepergian dimulai saat masa liburan Hari Raya Idul Fitri pada Mei 2022, dengan catatan pertumbuhan pemesanan akomodasi OYO hingga 90% dibandingkan tahun sebelumnya.
Terlebih lagi, pada hari libur Maulid Nabi Oktober 2022 terjadi lonjakan permintaan akomodasi hingga lebih dari 25.000 pemesanan. Laporan OYO Travelopedia Indonesia 2022 juga menemukan bahwa pertama, masa inap terlama yaitu selama 86 hari di Berlin House Ungasan, Bali. Kedua, pemesanan akomodasi terbesar sebanyak 46 hari terdapat di Pasar Baru Heritage, Bandung dan ketiga, properti penginapan paling banyak dipesan yaitu Pasar Baru Heritage, Bandung.
“OYO terus menjajaki peluang berkolaborasi bagi para pemangku kepentingan industri dan pemerintah tuk memanfaatkan potensi wisata secara maksimal. Kami juga berinvestasi memperkuat tim lokal memastikan bahwa OYO memiliki penetrasi lebih berkualitas di pasar dan menyediakan pilihan akomodasi dapat diakses mudah oleh para tamu,” pungkas Ankit.
Berikut Laporan Tren Perjalanan OYO Travelopedia di Tahun 2022:
*) OYO mencatat lebih dari 80.000 pemesanan akomodasi pada malam tahun baru. Bali menjadi destinasi favorit merayakan tahun baru, disusul Bandung, Yogyakarta, Jakarta dan Semarang.
*) Pemesanan akomodasi untuk perjalanan spontan turut mengalami peningkatan 14% tahun ke tahun. Sedangkan Jakarta, Tangerang, Surabaya, Bekasi dan Medan sebagai empat kota tujuan teratas bagi tamu melakukan perjalanan bisnis.
*) Perjalanan bisnis oleh tamu korporasi meningkat 274% dibandingkan tahun sebelumnya.
*) Perjalanan rekreasi menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan bisnis secara keseluruhan. Bandung, Bali, Yogyakarta, Malang, dan Lampung muncul sebagai lima besar destinasi rekreasi.
*) Meningkatnya preferensi masyarakat untuk bepergian dimulai saat masa liburan Hari Raya Idul Fitri pada Mei 2022. Menjadi momen akhir pekan dengan pemesanan terbanyak sepanjang tahun dengan peningkatan pemesanan hingga 90%.
*) Wisata budaya dan alam menjadi destinasi wisata favorit para pelancong untuk berlibur di masa pasca pandemi COVID-19. (Joesvicar Iqbal)