Namun, konsep mobil terbang yang digagas Aeroht untuk menyesuaikan kebutuhan penggunanya bukanlah dimaksudkan untuk terbang terus menerus, melainkan dirancang untuk dikendarai di jalan lebih dari 90 persen waktu dan hanya diterbangkan saat terjadi kemacetan atau hambatan.
Mobil yang menggunakan empat mesin listrik dan baling-baling ini diperkirakan akan diproduksi massal pada tahun 2025 mendatang. Mobil ini akan dibanderol dengan harga sekitar 1 juta Yuan atau sekitar 140.000 Dollar US. Mengikuti nilai tukar Dollar US terhadap Rupiah pada Senin (2/1), setidaknya mobil terbang ini dihargai sekitar Rp2,1 miliar.(Yudha Krastawan)