“Jika Belanja Pegawai dan Belanja Barang dan Jasa digabung maka jumlahnya sebesar Rp45.855.459.129.169,00 (empat puluh lima triliun delapan ratus lima puluh lima miliar)atau sekitar 53% APBD DKI Jakarta dihabiskan untuk dua item pembiayaan tersebut. Fantastis,” katanya.
Anggaran jumbo belanja pegawai dan Belanja barang serta jasa itu, lanjut Rio, tidak sebanding dengan Belanja Subsidi yang hanya dialokasikan sebesar Rp6.016.099.339.168,00 (enam triliun enam belas miliar) atau sekitar 7%. Bahkan, Belanja Bantuan Sosial pun sebesar Rp4.556.982.983.280,00 (empat triliun lima ratus lima puluh enam miliar) atau 5%.
“Dua Belanja Subsidi dan Bantuan Sosial ini masih kalah dengan Belanja Modal yang telah dialokasikan sebesar Rp13.703.221.170.855,00 (tiga belas triliun tujuh ratus tiga miliar),” tuturnya.
Diakuinya, kemampuan fiskal APBD DKI Jakarta terus meningkat setiap tahunnya. Maka, ucapnya, jangan heran banyak elit politik yang kemudian berlomba-lomba masuk dan bertarung di Jakarta memperebutkan kursi baik itu Gubernur ataupun DPRD.