“Masyarakat tidak melihat SAR untuk menolong, tetapi masyarakat mengharapkan (tim SAR) datang membawa bantuan,” tukasnya.
Menyikapi kondisi seperti itu, pihak Kedubes telah menyiapkan bantuan logistik mengantisipasi situasi yang diharapkan masyarakat.
Pada kondisi lain, Dubes mengatakan, masyarakat terkadang menuntut tim SAR untuk mencari anggota keluarga yang masih di dalam reruntuhan bangunan tanpa melihat kemampuan dimiliki oleh tim SAR di lokasi.
“Jadi ketika masyarakat melihat ada bangunan dan berharap keluarganya yang ada di situ dapat segera dievakuasi, sementara tim rescue tidak berani karena mereka menilai ini tidak aman untuk bekerja. Atau ini hanya dapat dilakukan oleh heavy USAR,” tambahnya.
Menghadapi potensi ketidakpahaman warga, Dubes menyiapkan tenaga relawan yang dapat berbahasa lokal sehingga tidak ada salah komunikasi saat bertugas di lapangan.
Sementara, Ketua Tim Kemanusiaan Indonesia, Bambang Surya Putra menekankan arahan Dubes tadi kepada para personel USAR. “Tim kami dapat didukung dengan tenaga lokal yang bisa berbahasa sini dan mengerti apa yang diingin oleh masyarakat yang kita layani,” tambah Bambang yang juga sebagai Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB.