Bicara kualitas aset, rasio pembiayaan bermasalah alias kredit macet (non performing financing/NPF) Gross turun dari 2,93 persen menjadi 2,42 persen per Desember 2022.
Sejalan capaian itu, NPF Net pun susut 0,87 persen menjadi 0,57 persen. Sedangkan pencadangan yang digambarkan NPF Coverage naik dari 148,87 persen menjadi 183,12 persen.
Dengan raihan ini, sebut Meneg BUMN, BSI berhasil naik satu peringkat menjadi bank nomor enam terbesar se-Indonesia.
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu pun “hepi” dengan lonjakan kinerja dan pertumbuhan aset BSI tembus ratusan triliun rupiah.
Melalui akses perbankan yang kuat, BSI diharapkan mampu seperti BRI yang mendampingi dan meningkatkan skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dia pun sangat berharap BSI bisa menjadi wadah dan ekosistem bagi industri halal nasional.
Erick menilai penguatan akses pembiayaan dapat berdampak luas pada kemajuan industri halal nasional. “Dalam pengembangan ekonomi, financial gains itu paling penting. Market besar Indonesia sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia harus menjadikan kita sebagai pemain industri halal dunia, bukan hanya penonton,” ujar Erick.