Prinsip reservoir komunal, lanjut Arief, pada dasarnya sederhana. Yakni dengan menampung air di reservoir pada jam di mana air tidak banyak digunakan, kemudian tampungan air tersebut didorong oleh pompa ke rumah warga. Hasilnya, warga Marunda Kepu bisa menikmati air, bahkan hingga di rumah paling ujung.
“Solusi yang terbukti berhasil ini akan kami replikasi ke beberapa wilayah, seperti Jalan Cilincing Huk Cacing, Jalan Raya STIP Marunda Makmur, Waduk Pluit-Jalan Muara Baru Penjaringan, Kelurahan Tamansari, Gombol Paya-Kalideres, Booster Pump Tambora, Duri Kosambi, dan Kebon Kosong,” kata Arief.
Hal ini adalah bentuk upaya menjaga ketahanan air bersih terutama pada tiga elemen, yaitu akses air (water access), air yang aman digunakan (water safety), dan air yang terjangkau (water affordability).
Pemenuhan tiga elemen ini penting untuk menciptakan ketahanan air untuk kebutuhan kehidupan masyarakat di wilayah low supply.
“Ketahanan air ini adalah langkah penting untuk mendorong kedaulatan air di DKI Jakarta. Karena kualitas air sangat menentukan kualitas kehidupan, dan kesadaran itu memacu kami semua di PAM Jaya untuk berupaya melakukan percepatan sehingga target 100 persen cakupan pelayanan pada 2030 dapat tercapai,” demikian Arief. (Peri/msb)