Hasil penelitian BPS Jakarta yang mendapatkan adanya kemiskinan ekstrem di kawasan Kampung Apung, Jakarta Barat dan kawasan Nelayan di Cilincing, Jakarta Utara ini mendapat tanggapan publik. Salah satu tanggapan atas hasil penelitian BPS Jakarta tentang adanya kemiskinan ekstrem dari aktivis Peduli Jakarta, Melny Nova Katuuk. Aktivis Peduli Jakarta itu menyampaikan bahwa hasil penelitian yang dilakukan di kawasan Kampung Apung, Jakarta Barat dan kawasan Nelayan di Cilincing, Jakarta Utara, pihaknya belum menemukan adanya warga dengan penghasilan Rp.11ribu per hari atau di bawah Rp500ribu per bulan. “Sejauh ini belum menemukan warga dengan kategori berpenghasilan Rp.11ribuan per hari. Banyak masyarakat miskin, tapi bukan miskin ekstrem karena dari beberapa sumber mengatakan penghasilan mereka masih di atas 2 juta/bulan,” jelas Nova kepada media (Selasa 14/2/2023).
Membaca hasil penelitian BPS Jakarta yang dilakukan di kampung dan menyatakan tentang ditemukannya warga dalam kondisi miskin ekstrim. Secara pribadi, saya mempertanyakan secara khusus cara mendapatkan datanya di kampung? Menurut pengalaman saya bahwa penelitian di kampung, biasanya yang menjalankan adalah kader-kader warga yang diorganisir oleh Kelurahan. Nah kalo disuruh lakukan survei atau pengumpulan data, saya mendapatkan informasi para kader itu hanya menyalin data keluarga dari para RT. Para kader itu tidak datang ke rumah dan bertemu langsung dengan warga target penelitian.