Namun hingga kini para orang tua masih bingung bagaimana memilih obat sirop yang aman untuk dikonsumsi anak. “Kalaupun sudah dikatakan aman, kan mestinya (obat sirop) aman. Tapi kalau ada seperti ini entah obatnya yang kedalawursa atau belum aman 100 persen, atau anak itu memiliki metabolisme yang tidak bisa menerima,” tukasnya.
Para orang tua berharap Kemenkes dan BPOM tak hanya sekadar menyampaikan daftar obat-obatan yang aman dikonsumsi (anak). Akan tetapi juga rutin melakukan pengawasan peredaran obat di lapangan.
Setio mengatakan, bagi orang tua yang kondisi ekonominya mampu dapat membawa anak berobat ke fasilitas kesehatan memadai, namun menurutnya, untuk kelas masyarakat menengah ke bawah tidak.
“Kita orang tua ikut mereka (Kementerian Kesehatan dan BPOM), mau ikut siapa lagi. Edukasi kepada saudara-saudara kita yang menengah ke bawah, karena itu paling rentan,” tutupnya. (Joesvicar Iqbal)