“Ini disebabkan, karena sejak awal proses pembentukan kelembagaan BRIN betele-tele, menuai kontroversial, penuh resiko, menimbulkan banyak korban dan inkonstitusional,” tambah Mulyanto.
Mulyanto mendorong Presiden Joko Widodo dan Ketua Dewan Pengarah BRIN harus bersikap cepat. Sebab proses penggabungan lembaga riset ini mulai menelan korban yang tidak sedikit. Dan kalau masalah ini terus dibiarkan bisa membuat kegiatan riset nasional kacau balau.
“Belum lama ini kita dengar kisah tragis ratusan tenaga terampil dari kapal Baruna Jaya yang baru saja bersandar usai misi pelayaran langsung di PHK,” ucapnya.
Bahkan, ucap Mulyanto, para ahli yang tengah mengembangkan vaksin Covid-19 di LBM Eijkman diberhentikan dan laboratoroumnya dipindah paksa. Hari ini laboratorium LAPAN di Pasuruan, Jawa Timur ditutup. Penutupan LAPAN ini, tegasnya, menuai protes NASA.
“Kalau kejadian ini terus berlangsung lama-lama Indonesia kekurangan peneliti dan periset yang sangat dibutuhkan. Mau sampai kapan Pemerintah membiarkan peristiwa ini terjadi,” tegasnya. (Peri)