IPOL.ID – Ada berbagai jenis makhluk luar biasa yang berkeliaran di berbagai bioma planet ini. Langka buat kita menemukan tempat tanpa adanya suara hewan tumbuhan, atau ekosistem di planet ini. Miinimal kita masih mendengar simfoni terkoordinasi, yang berasal dari pepohonan, padang rumput, langit, atau laut.
Sering kali bunyi auman, kicauan, peluit, dan geraman ini berbaur dengan latar belakang tidak membuat manusia terganggu. Tentu saja semuanya masih berada dalam jangkauan pendengaran manusia yang dapat ditoleransi.
Tetapi ada beberapa hewan memiliki suara yang cukup besar. Nah, dikutip dari world atlas, berikut organisme yang memiliki kemampuan mengeluarkan suara yang bahkan mampu untuk meledakkan pintu, dan bisa memecahkan gendang telinga. Sebagai informasi, ambang rasa sakit pada manusia adalah 120 desibel, dan di atas 160 dB adalah zona bahaya.
- Udang Tiger Pistol – 200 Desibel
Seekor udang? Benarkah? Bagaimana makhluk sekecil itu bisa menghasilkan suara paling keras di kerajaan hewan? Nah, udang tiger pistol ini memang tidak menghasilkan suara yang memekakkan telinga secara langsung dengan tubuhnya, melainkan sebagai hasil dari teknik khusus.
Invertebrata laut Mediterania ini menghasilkan suara dengan cara mengayunkan capit tangan terdepannya yang relatif besar. Dari suara hentakan dua capit yang bersatu tersebut akan menimbulkan semburan air dengan kecepatan yang cukup tinggi. Dari sini terciptalah gelembung udara.
Gelembung udara inilah yang kemudian meledak dengan kekuatan yang luar biasa sehingga menciptakan gelombang kejut dan menimbulkan suara. Hasilnya, tidak hanya membunuh udang lain dalam radius 6,5 kaki (2 meter) tetapi juga tercatat menghasilkan suara lebih dari dari 200 desibel! Itu lebih keras dari suara tembakan.
- Paus Biru – 188 Desibel
Dengan panjang tubuh 33 meter dan berat 200 ton, paus biru adalah hewan terbesar di dunia. Dengan apa yang dimilikinya mungkin tidak mengherankan bahwa ia dapat membuat salah satu suara paling keras di dunia. Mamalia air yang luar biasa ini bersiul satu sama lain dengan volume memuncak pada 188 desibel.
Dalam kondisi optimal, seruan luar biasa ini, melampaui volume mesin jet dan dapat terdengar hingga jarak 1.600 kilometer. Syukurlah, air meredam proyeksi ini ke titik di mana manusia dapat mendengarkan suara ikan paus untuk menenangkan saraf kita, sehingga tidak tuli.
- Kelelawar Greater Bulldog – 140 Desibel
Kelelawar greater bulldog berasal dari Karibia Amerika Tengah. Mamalia malam ini dapat mengeluarkan suara yang lebih keras daripada gergaji mesin yaitu, 140 desibel. Syukurlah, kita sekali lagi terhindar dari suara yang berpotensi menyakitkan gendang telinga karena berada di luar jangkauan pendengaran manusia.
Seperti semua anggota keluarga besar kelelawar, kelelawar greater bulldog menggunakan ekolokasi untuk menavigasi dan menangkap makanan. Namun alih-alih hidup dari mengonsumsi serangga, ikan menjadi menu favorit kelelawar ini. Ini berarti gelombang ultrasoniknya juga harus cukup kuat untuk menembus air.
Manusia dapat mendengar frekuensi dalam rentang 20-hertz hingga 20-kilohertz, sedangkan ekolokasi menggunakan frekuensi dalam rentang gelombang 20 hingga 200-kilohertz.
- Burung Kakapo – 132 Desibel
Kakapo adalah burung endemik Selandia Baru. Burung yang tidka bisa terbang ini memiliki suara keras dan dengan begitu emberikan lokasinya kepada para pemburu atau pemangsa hewan seperti kucing atau anjing. Pada akhirnya burung berjenis beo ini sekarang hampir punah.
Kakapo jantan memiliki berat antara 2 – 4 kg dan tercatat hidup sampai usia lanjut yakni 90 tahun. Aktif di malam hari, Kakapo mengeluarkan suara meriah ketika musim kawin tiba yang terjadi kira-kira setiap 2 – 5 tahun dan menghasilkan 1 – 4 telur.
Pejantan mengeluarkan suara panggilan pemikat betina. Untuk melakukannya, mereka menggabungkan dentuman dalam yang dihasilkan menggunakan kantung udara dada dengan nada yang tinggi. Hasilnya adalah vokalisasi 132 desibel yang dapat didengar hingga jarak lebih dari 4,5 mil (7 kilometer).
- Tonggeret – 120 Desibel
Sering dengar suara tonggeret di kebun atau hutan kan? Ya, tonggeret adalah serangga pemilik suara paling keras dari semua serangga. Seperti yang sering terjadi, suara keras tonggeret terjadi setelah dia keluar dari fase kepompong selama 17 tahun. Setelah itu ia keluar dari dalam tanah sebagai serangga sempurna dan mamsuki fase kawin. Nah, suara inilah yang digunakan untuk memikat betina, yang mungkin merespons dari jarak sejauh 2,4 kilometer.
Kemunculan tonggeret identik dengan bunyi laksana orkestra alam. Pejantan “bernyanyi” dengan melenturkan organ kecil seperti gendang di perutnya. Getaran gendang tersebut yang menimbulkan bunyi dan dapat didengar manusia.
Setelah betina yang tertarik dengan bunyi akan datang ke pejantan, mereka kemudian kawin. Setelah kawin tonggeret jantan akan mati dan tonggeret betina akan mencari celah di pohon untuk bertelur dan kemudian juga mati. Setelah telur menetas, maka larva akan jatuh ke tanah dan masuk ke tanah memulai fase hidupnya di dalam tanah.
- Singa – 114 Desibel
Kita sepertinya sudah terbiasa dengan auman singa. Raja kucing besar ini adalah satu-satunya contoh dari jenisnya yang bepergian dalam kawanan. Auman singa biasanya juga sebagai pertanda sang pemimpin menandai wilayah jelajah seluas 260 kilometer persegi.
Karena itu, mereka membutuhkan panggilan yang dapat dibawa melintasi dataran, menetapkan wilayah hak mereka, dan mungkin, berkomunikasi dengan anggota kelompok singa pengembara yang lain untuk berhati-hati.
Raungan singa memuncak sekitar 114 desibel dan gelombang suara yang menimbulkan rasa takut itu dapat didengar hingga jarak lebih dari 8 kilometer. (timur)