Meski minoritas, umat Islam memiliki andil yang luar biasa besar bagi sejarah dan peradaban Tiongkok selama berabad-abad. Setelah puluhan tahun berdakwah, pada tahun 750-an tentara muslim diundang khusus untuk mengisi berbagai posisi di struktur militer dan birokrasi pemerintahan Tiongkok.
Umat Islam yang terkenal kompeten, memiliki intelektualitas yang tinggi, serta berakhlak baik, segera menyita perhatian petinggi dan masyarakat, sehingga didorong untuk melakukan perkawinan campuran dengan wanita lokal dan menetap di sana.
Mereka memiliki nilai-nilai ideal, sarana, dan prasarana kelas tinggi yang tidak dimiliki oleh orang-orang Tiongkok. Kepercayaan yang besar antara pemerintah Tiongkok terhadap muslim membuat mereka mendapat berbagai keistimewaan dan diberikan amanah besar untuk memerintah hingga 8 provinsi dari 12 provinsi kekaisaran. Jabatan tersebut mencakup gubernur, wali kota, hakim, administrasi, dan jabatan penting lainnya.
Kesulitan ajaran Islam menembus tradisi bangsa Tiongkok justru berhasil dipecahkan pasca invasi besar-besaran pasukan Mongol kepada Khilafah ‘Abbasiyyah. Inilah salah satu hal yang sering luput dari benak kaum muslim – bahwa bangsa Mongol sudah mulai memeluk Islam 35 tahun setelah mereka menginvasi wilayah muslim. Bahkan, tidak sampai setengah abad, Allah menambah kekuatan umat Islam dengan masuk Islamnya mayoritas bangsa Mongol.