Awalnya KO sempat bingung lantaran tidak mengetahui bahwa sang istri sudah berutang kepada bank keliling sebanyak Rp1,2 juta, dan kini cicilan angsurannya tersisa sekitar Rp500 ribu.
“Per minggunya setiap hari Selasa itu bayar Rp195 ribu. Saya bilang maaf dek, duit segitu saya enggak punya. Adanya Rp100.000,” tukas KO pada wartawan di Kramat Jati, Kamis (2/3).
Sempat terjadi negosiasi alot antara KO dan kedua debt collector karena jumlah uang yang diberikan tidak sesuai perjanjian. Sedangkan istri KO saat kejadian sedang di kampung halaman.
Terkait pelunasan cicilan utang barulah kedua debt collector tersebut bersedia pergi tanpa melakukan kekerasan.
Tetapi sore hari yang sama ketika KO sedang bekerja kuli bangunan, kedua debt collector kembali datang menagih angsuran utang ke rumah seusai nominal perjanjian.
Karena di rumah hanya terdapat GAN dan SSN yang tidak mengetahui sama sekali persoalan utang, mereka ketakutan menghadapi dua debt collector bank keliling tersebut.
“Jam 17.00 WIB datang ke sini. Saya pulang kerja anak saya cerita handphonenya diminta sama orang bank. Katanya kalau enggak dibayar mau ditembak kepala anak,” beber KO.