IPOL.ID – East Ventures dan Living Lab Ventures, menggelontorkan dana sebesar USD400 ribu atau sekitar Rp6 miliar untuk Social Bread. Akan diinvestasikan dalam bentuk pengembangan teknologi digital, Social Bread menargetkan membersamai 3000 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam usahanya menjangkau pasar lebih luas.
“Bila dulu kami bekerja secara konvensional dan masih terbatas dalam menggandeng UKM, dengan adanya suntikan modal ini kami bisa gandeng UKM lebih banyak lagi dengan dukungan teknologi yang kami siapkan,” ujar Co-Founder dan Chief Executive Officer Social Bread, Edho Zell di The Breeze BSD Tangsel pada Selasa (28/3/2023).
Social Bread, digital marketing marketplace yang berbasis di Indonesia dengan tujuan mendukung para pemilik usaha, terutama Usaha Kecil dan Menengah (UKM), telah resmi diluncurkan. Acara peluncuran ini diadakan di Social Bread Hub, The Breeze BSD City, Tangerang.
Social Bread sendir merupakan platform Digital Marketing Marketplace yang memungkinkan UKM dan konten kreator berkolaborasi dalam mengembangkan bisnis mereka di media sosial. Social Bread yakin potensi pasar digital Indonesia sangat besar. Mengingat pertumbuhan jumlah pengusaha UKM yang go digital pasca pandemi sebanyak 40 juta.
Edho Zell melanjutkan, 60 persen GDP Indonesia berasal dari sektor UKM. Dan kini sangat banyak UKM yang hadir dalam ekosistem digital dengan memanfaatkan socsal media untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Ditambah menurut data, sebanyak 71 persen keputusan konsumen ditentukan dari informasi dan branding di media sosial.
“Di sini lah Social Bread hadir sebagai jembatan membantu UMKM dalam mengelola media social dan pemasaran digital dengan bersinergi bersama influencer ataupun Key Opinion Leader, agar lebih banyak menjangkau market,” kata Edho.
Alexandra Claudia, Senior Associate of Investment dari East Ventures mengaku optimis dalam usahanya bersinergi bersama Social Bread. Apalagi kekuatan founder dan SDm dari Soscial Bread yang berintegritas dan ekspertis dalam bidangnya. “Potensi pasar UKM di Indonesia yang sangat besar, dan lagi ditambah pertumbuhan ekosistem digital yang pesat, membuat kami yakin dengan kerja sama ini. Kami berharap bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia bersama Social Bread,” ungkapnya.
Social Bread didirikan oleh Edho Zell (Chief Executive Officer), Lydia Susanti (Chief Operating Officer), Ester Jeanette (Chief Marketing Officer), dan Messiah Richardo (Chief Technology Officer) pada tahun 2020. Memiliki pengalaman serupa dalam bidang pemasaran digital dan media sosial, para co-founder ini menyadari besarnya potensi media sosial dalam memengaruhi keputusan pembelian pada pelanggan, terutama karena media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kebanyakan orang saat ini.
Namun, banyak pebisnis dan UKM kesulitan memanfaatkan media sosial untuk mengembangkan bisnis mereka karena keterbatasan sumber daya, keahlian, dan keterampilan untuk mengelola akun media sosial. Tidak semua UKM memiliki tim khusus atau dapat mempekerjakan agensi digital karena membutuhkan investasi anggaran yang besar.
Social Bread hadir untuk menghilangkan dua masalah utama tersebut dengan menyediakan platform untuk menghubungkan UKM dengan para konten kreator dan influencer lokal. Sebelum memberikan rekomendasi, Social Bread akan mencoba menganalisis dan memahami tujuan atau kebutuhan dari para UKM. Hal ini memungkinkan Social Bread untuk memberikan rekomendasi yang didasarkan pada industri dari UKM, jenis platform, serta konten yang sesuai dengan audiens yang ditargetkan, dan bahkan jumlah konten kreator atau pengikut untuk mencapai tujuan tersebut.
“Di Social Bread, kami selalu mendorong diri untuk memberdayakan para UKM dalam mencapai tingkat selanjutnya dengan cara memaksimalkan digital marketing dan kehadiran di media sosial. Kami sangat senang dengan kemitraan dengan East Ventures dan Living Lab. Bersama-sama, kami akan membangun platform teknologi yang berbeda untuk memungkinkan UKM tumbuh dan berkembang secara organik,” kata Herman Widjaja, Commissioner Social Bread. (timur)