Oleh: Agusto Sulistio – Pegiat Sosmed
IPOL.ID – Kasus Formula E yang menggantung saat ini, disatu sisi dari perspektif popularitas, sesungguhnya menguntungkan beberapa pihak. Pertama pihak Anies Baswedan sebagai bacapres 2024 dan kedua pihak Firli Bahuri sebagai ketua KPK.
Kenapa menguntungkan mereka?
Karena mencuatnya kasus Formula E dan menjadi sorotan masyarakat luas. Banyak mata publik dan media tertuju kepada keduanya, sehingga membuat kedua nama tersebut semakin dikenal, lantaran terus menjadi buah bibir masyarakat Indonesia kbususnya.
Di lain hal kasus ini terkesan lamban, dan sepertinya hanya diputar-putar saja tanpa ada keseriusan untuk segera memprosesnya. Sementara disisi lain banyak publik yang menanti-nanti bagaimana kelanjutan hukum dari dugaam Formula E ini.
Tak dipungkiri jika kemudian muncul spekulasi pandangan umum bahwa kasus ini sengaja diperlambat agar dapat menaikkan popularitas nama-nama tersebut. Maklum jelang pilpres, populeritas menjadi hal penting bagi siapapun yang memiliki kepentingan elektoral. Apalagi di era informatika digital saat ini memviralkan nama personal di medsos merupakan bagian utama dalam kampanye. Disamping sulitnya mencari strategi yang tepat untuk membranding seseorang serta begitu kompetitif persaingan, dan mahalnya biaya promosi digital.