“Kalau naik lebih dari Rp10 ribu itu sudah lumayan mahal. Teman-teman (pedagang) juga bertanya sebenarnya,” kata Mukroni saat dikonfirmasi wartawan di Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (16/3).
Para pedagang Warteg keberatan karena mereka harus merogoh kantong lebih dalam membeli beras, sementara sejumlah harga kebutuhan pokok lainnya juga mengalami kenaikan.
Sehingga mereka harus berpikir berulang kali untuk dapat menaikkan harga menu makan, mengingat daya beli masyarakat masih lesu dampak Pandemi Covid-19.
“Terus terang kita ekonomi berjalan di tempat, stagnan. Kita khawatirkan dalam kondisi seperti ini barang-barang (kebutuhan pokok naik). Kita menyesalkan kenaikan HET,” keluh Mukroni.
Pada bulan Februari 2023 lalu saat harga beras medium berkisar di atas Rp10 ribu per kilogram. Sejumlah pedagang Warteg bahkan harus mengurangi porsi makan untuk pembeli.
Kini, setelah pemerintah menaikkan HET beras medium, Mukroni menambahkan, para pedagang Warteg belum dapat memastikan apa mereka menaikkan harga atau kembali mengurangi porsi.