IPOL.ID – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menekankan kepada jajaran Korlantas Polri menyiapkan strategi pengamanan dan penjagaan baik. Terkait pelaksanaan arus mudik dan balik Hari Raya Idul Fitri 2023, jangan menimbulkan protes di masyarakat.
Kapolri memberikan beberapa penekanan pengarahan kepada jajaran Korlantas untuk melakukan persiapan matang terkait soal pengamanan seluruh agenda nasional maupun internasional di Indonesia.
“Di dalam kegiatan Rakernis kali ini tentunya pertama sesuai agenda Pemerintah bahwa tahun ini ada agenda nasional dan juga agenda internasional, mau tidak mau itu menjadi tugas kepolisian khususnya jajaran lalu lintas mempersiapkan dengan baik,” tegas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat membuka Rapat Kerja Teknis (Rakernis) jajaran Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri di Bandung, Jawa Barat, Selasa (14/3).
Sigit menegaskan, Korlantas harus maksimal memberikan pengamanan event internasional yang berlangsung di Indonesia salah satunya ASEAN Summit.
“Saya minta tadi jajaran Korlantas mempersiapkan dengan baik. Sehingga pengalaman pada saat kita melaksanakan pengawalan dan pengamanan pada saat KTT G-20 bisa menjadi success story dan bisa dilanjutkan melakukan evaluasi-evaluasi agar bisa lebih baik,” kata Sigit.
Lebih jauh, Kapolri menginstruksikan kepada seluruh jajaran Korlantas sejak dini menyiapkan strategi pengamanan dan penjagaan yang baik terkait pelaksanaan mudik dan arus balik Idul Fitri 2023 mendatang.
Berdasar pernyataan dari Kemenhub bahwa jumlah pemudik Tahun 2023 akan lebih besar dibandingkan 2022. Tahun ini, diperkirakan sebanyak 123 juta masyarakat akan bepergian mudik.
“Artinya tentu kita bisa bayangkan bagaimana kalau rekayasa lalu lintas yang kita persiapkan ke depan tidak kita laksanakan secara maksimal. Pengalaman kemarin, mudik di 2022 tadinya kita perkirakan bahwa akan terjadi kemacetan luar biasa. Alhamdulilah bisa kita atasi,” ungkap Sigit.
Guna memastikan mudik tahun ini berjalan aman, nyaman dan lancar, Sigit mengungkapkan, jajaran Polri telah melakukan koordinasi lebih awal dengan stakeholder terkait. Melakukan peninjauan beberapa jalur utama digunakan saat mudik.
“Kemudian melakukan rapat koordinasi terkait rekayasa harus kita siapkan. Intinya baik pemudik menggunakan jalur tol maupun arteri semua tentu harus merasakan pelayanan maksimal khususnya dari kepolisian. Kita anjurkan pilihan-pilihan moda transportasi lain yang nyaman buat masyarakat seperti kereta api dan sebagainya,” terang Kapolri.
Sigit menegaskan kepada jajaran polisi sabuk putih agar terus meningkatkan kualitas pelayanan publik. Di antaranya diharapkan terus mengembangkan tilang elektronik atau E-TLE di seluruh wilayah Indonesia.
Sigit mengingatkan kepada Korlantas tetap melakukan tindakan tegas terhadap hal bersifat bisa membahayakan masyarakat atau pengguna jalan. Apabila menyangkut hal tersebut, personel tak perlu ragu menindak tegas.
“Kita proses dan kita harapkan memiliki efek deteren. Harapan kita dengan penegakan hukum dilakukan, keselamatan masyarakat pengguna jalan kita akan semakin baik, jumlah laka lantas akan makin berkurang dan terpenting kepatuhan,” tegas Sigit.
“Terkait tugas-tugas kita menghadapi agenda nasional yang ada khususnya mudik, jajaran Korlantas siap untuk memberikan pelayanan terbaik. Sehingga masyarakat yang mudik bisa merasa aman, nyaman dan selamat,” tambah Sigit.
Selain itu, Sigit menekankan ke seluruh jajaran Korlantas terkait dengan proses pengawalan di jalanan kerap dikeluhkan oleh masyarakat sehingga viral di media sosial (medsos).
“Terkait pengawalan saya kira sudah diatur oleh peraturan Kakorlantas sehingga ini tinggal kita laksanakan namun disisi lain terkait pengawalan kegiatan masyarakat ini yang sering banyak protes, ini saya tampilkan hal-hal viral dan harus menjadi perhatian kita,” tandas Sigit.
Menurutnya, rasa keadilan publik harus tetap diutamakan. Sebab, dalam memberikan pengawalan di jalanan harus tetap mengikuti peraturan berlaku apabila tidak dalam keadaan mendesak.
“Jadi yang begini rekan-rekan lebih selektif dan apabila tidak terlalu mendesak ikuti aturannya. Saatnya lampu merah berhenti, lampu hijau jalan. Jadi kita kawal ketertiban rombongan bukan memberikan prioritas boleh melanggar kecuali pengawalan harus diprioritaskan seperti mobil ambulans harus segera berangkat karena keselamatan masyarakat ada didalamnya,” tegas Sigit.
“Di luar itu tolong kita mulai ajarkan, hal-hal yang tertib. Sehingga tidak menimbulkan kecemburuan, masyarakat keberatan dan protes karena hal-hal dirasa sangat mengganggu di masyarakat. Tolong seperti ini rekan-rekan lebih selektif memahami apalagi situasi macet sehingga pengguna jalan merasakan ada norma kita jaga,” tambah Kapolri.
Soal penggunaan sirine strobo terkadang menjadi hal dikeluhkan masyarakat, terutama ketika arus lalu lintas mengalami kepadatan.
“Penggunaan sirine strobo, tolong kita juga melihat sensitifitas saat jalan sedang padat, masyarakat sedang padat-padatnya suara jadi masalah. Jadi sirine yang terlalu melengking dan model suara bising itu mengganggu,” tukas Sigit. (Joesvicar Iqbal)