Ketika ditanyakan mengenai lulusan HI yang banyak menjadi duta besar ataupun diplomat, menurut Hafizh terjun dalam usaha wirausaha tetap membuatnya dekat dengan HI.
“Kalau di HI membahas decision making dan negosiasi. Ilmunya itu sebenarnya kepakai banget waktu berusaha. Bedanya cuma di ruang lingkup saja. Kalau di HI lebih ke negara sedangkan waktu usaha lebih ke usaha kita sendiri. Contoh waktu negosiasi sama peternak atau mitra usahaku, jadi kepakai,” jelas Hafizh.
Walaupun mengalami tantangan setiap harinya, Hafizh memiliki prinsip usaha yang bisa sampai besar didapatkan dari bagaimana bisa manajemen waktu. Ketika waktu kerja maka yang dilakukan adalah bekerja dan sebaliknya ketika jam istirahat atau libur digunakan untuk istirahat atau libur.
“Dengan prinsip seperti itu usaha ngalamaggot berhasil mendapatkan Youth Entrepreneur Brawijaya 2022, bahkan kami tidak berekspetasi bakalan masuk dan lolos pendanaan,” katanya.
Hafizh dan timnya juga juga menerapkan prinsip One Man’s Trash Is Another Man’s Treasure, yakni apa yang kamu buang bisa jadi itu sangat berharga bagi orang lain. Sampah organik yang kamu pandang sebelah mata bisa jadi berharga secara ekonomis.