“Jika terdapat penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa puasa itu dapat menyehatkan tubuh, maka secara ilmiah dapat dibenarkan, namun tidak boleh dianggap sebagai Sabda Nabi Saw,” ucap Ruslan dalam kajian jelang buka puasa di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan, baru-baru ini.
Kedua, hadis tentang tidurnya orang berpuasa. Hadis tersebut berbunyi, “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya dikabulkan, dan amalannya pun akan dilipatgandakan pahalanya.” Hadis ini diriwayatkan al Baihaqi di Syu’ab al-Iman dengan kualitas lemah.
“Tidak semua tidur itu bernuansa ibadah, malah bisa makruh. Kalau misalnya dari pagi hingga sore tidur terus, hanya bangun untuk salat. Ini bukan ibadah, tapi justru telah menghilangkan kesempatan-kesempatan yang sangat banyak untuk melaksanakan amal saleh,” terang Ruslan.
Ketiga, hadis tentang pembagian Ramadan menjadi tiga. Bunyi hadis tersebut: “Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya maghfiroh, dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”