Berdasarkan keterangan Radika, daun pepaya yang diambil ekstraknya memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan kemoterapi yang kini digunakan sebagai pengobatan kanker. Ekstrak daun pepaya yang dimaksud dapat menghasilkan kuersetin yang mampu meningkatkan kematian sel kanker payudara. Nanti ekstrak ini dapat diformulasikan dengan berbasis nanoliposom hingga akhirnya dibentuk menjadi patch transdermal.
“Dalam hal ini, kami memilih daun pepaya karena terbukti bahwa ketersediaannya di Indonesia sangat melimpah dan mampu dikombinasikan adanya pengembangan teknologi sediaan farmasi sebagai suatu inovasi baru dalam suatu pengobatan,” jelas Qiara beberapa waktu lalu dilansir unair.ac.id.
Qiara dan Radika mengaku harus membagi waktu secara cermat ketika mengikuti perlombaan ini. Pasalnya, mereka harus mengatur alokasi waktu untuk menyelesaikan tugas kuliah sekaligus mengumpulkan esai dan poster lomba tepat waktu. Namun mereka tetap sukses dengan didasari keinginan kuat untuk memanfaatkan teknologi berbahan dasar alam. Keduanya juga tidak lupa mendorong rekan-rekan sesama mahasiswa untuk senantiasa berprestasi dan tetap peka terhadap lingkungan sekitar.