Dia menambahkan, filsafat yang di dalamnya ada ontologi, epistemologi, dan aksiologi dapat digunakan sebagai “alat bedah” dalam mempelajari ilmu pemerintahan. Dengan menggunakan filsafat, body of knowledge dari ilmu pemerintahan dapat dipelajari struktur yang terkandung di dalamnya.
Dalam paparannya, Ngadisah menjelaskan, pendekatan filsafat berusaha mencari makna terdalam (hakikat) dan akar dari ilmu pemerintahan. Sehingga akan menguatkan bidang keilmuan dan membuat seseorang mampu berpikir kritis terhadap berbagai fenomena pemerintahan. Bagi praktisi pemerintahan, diharapkan dapat muncul kesadaran ‘praktek berdasarkan ilmu’.
“Kalau kita bicara filsafat ilmu secara umum selalu mengandung empat unsur ini. Ada yang bilang tiga saja, yaitu ontologi, epistemologi, aksiologi, tapi saya menambahkan etika di sini karena etika itu sangat penting peranannya di dalam menjaga kelestarian atau eksistensi suatu ilmu,” terangnya.
Ngadisah menerangkan pula, berangkat dari keberadaan negara dan unsurnya, dapat dikatakan bahwa obyek matrial ilmu pemerintahan adalah “negara”. Negara sebagai objek kajian juga diambil oleh beberapa disiplin ilmu yang berdekatan dengan ilmu pemerintahan seperti ilmu negara, ilmu politik, administrasi negara, dan lain-lain.