Namun, tantangan seperti keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan, faktor lingkungan dan perilaku sosial telah menghambat upaya pemberantasan schistosomiasis secara tuntas.
Rizanda Machmudin Yusuf Kandouwani, Kepala Program Pengendalian Schistosomiasis Kementerian Kesehatan, mengatakan penyakit ini terutama ditularkan melalui kegiatan pertanian seperti pertanian padi dan perikanan.
“Orang sering pergi ke ladang atau sungai tanpa mengenakan pakaian pelindung atau alas kaki,” kata Rizanda. “Mereka juga kurang kesadaran dan pengetahuan tentang schistosomiasis dan pencegahannya.”
Hal yang sama disampaikan oleh Kepala Puskesmas Wuasa, Kecamatan Lore Utara, Helvie Etmawati Gae.
Ia menambahkan, bahwa banyaknya lahan yang tidak diolah menjadi tempat perindukan yang subur bagi keong berkembang biak.
Bersama tim Puskesmas Wuasa, ia menjalankan program Keluarga Sadar Bahaya Schistosomiasis (Gadarbasis).
Inovasi ini memberikan pemahaman kepada pemilik lahan pertanian untuk sadar mengatur lahannya sendiri, apa lagi jika lahan tersebut termasuk berisiko terhadap perkembangbiakan keong (fokus keong).